HEADLINE

Peduli Korban Bencana Sumatera, Puspo Wardoyo Kirim 15 Ribu Paket Makanan Siap Saji

H Puspo Wardoyo mengirimkan bantuan 15 ribu paket makanan siap saji untuk korban bencana Sumatera

JURNAL SOLO, Solo - Di tengah kabar duka tentang banjir bandang dan tanah longsor yang melumpuhkan berbagai wilayah di Sumatera, satu nama kembali mencuri perhatian publik karena kepeduliannya yang konsisten yakni H. Puspo Wardoyo. 

Pengusaha kuliner asal Solo ini kembali menunjukkan bahwa empati bukan sekadar kata, melainkan tindakan nyata.

Ketika banyak pihak berlomba memberikan bantuan seadanya demi segera sampai di lokasi bencana, Puspo memilih jalan berbeda yakni dengan bantuan yang berkualitas, bergizi, dan benar-benar dibutuhkan para korban. 

Hal itu sejalan dengan reputasinya selama ini sebagai sosok yang tidak pernah setengah hati dalam membantu sesama.

Tak menunggu lama setelah laporan kerusakan dan korban jiwa membanjiri media, Puspo Wardoyo langsung menggerakkan timnya.

Ia mengirimkan 15.000 porsi makanan siap saji, yang saat ini sudah dalam perjalanan menuju lokasi pengungsian di Sumatera.

Langkah ini bukan seremonial, bukan pula pencitraan. Puspo memahami bahwa di balik angka korban yang meningkat setiap hari, ada banyak perut lapar yang tidak bisa menunggu.

“Selama ini kan bantuan berupa mi instan ya. Kan tidak mungkin tiap hari mi instan. Harus ada makanan berat, ada nasi, lauk,” ujar Puspo pada Senin malam, 1 Desember 2025.

Kalimat sederhana itu mencerminkan kepeduliannya yang mendalam—bahwa yang dibutuhkan korban bukan makanan asal kenyang, tetapi makanan yang layak dan bernutrisi.

Tidak seperti kebanyakan bantuan darurat yang minim nilai gizi, makanan yang disiapkan Puspo memiliki standar kualitas tinggi yang selama ini ia terapkan di bisnisnya.

Bantuan itu berupa makanan lengkap dengan lauk dan bumbu kaya nutrisi, yang diracik seperti hidangan restoran namun dikemas sebagai makanan siap saji untuk darurat.

Lebih penting lagi, seluruh makanan tersebut tanpa bahan pengawet, sehingga aman untuk semua kalangan termasuk balita, ibu hamil, dan lansia.

Bagi Puspo, kualitas adalah bentuk penghormatan kepada korban. Jika ia bisa makan dengan baik di rumah, maka para korban bencana pun harus mendapatkan kesempatan yang sama.

Bukan hanya soal rasa dan gizi. Puspo juga memastikan format bantuan sesuai kondisi pengungsian: makanan yang dapat langsung dimakan tanpa proses memasak tambahan.

“(Makanan siap saji) bisa leluasa, bisa siap (dimakan). Waktunya juga tidak terburu-buru. Mendesak pun siap,” jelasnya.

Dengan keterbatasan alat masak di barak pengungsian, makanan siap santap adalah solusi paling tepat. Praktis, higienis, dan mengurangi risiko konsumsi makanan tak layak.

Inisiatif kemanusiaan ini bukan pertama kalinya dilakukan Puspo Wardoyo. Selama bertahun-tahun, ia dikenal sebagai pengusaha yang dermawan, rutin menyalurkan makanan kepada masyarakat kurang mampu bahkan di hari-hari biasa.

Sehingga ketika ada bencana datang, ia segera bergerak cepat untuk mengirimkan bantuan.

Hingga Senin sore (1 Desember 2025), data BNPB mencatat 604 jiwa meninggal dunia akibat bencana di Sumatera. 

Di tengah situasi berat itulah bantuan seperti yang dikirimkan Puspo hadir membawa sedikit kehangatan. 

Tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga memberi rasa dihargai bagi para korban yang kehilangan rumah, keluarga, dan rasa aman. [Lis]
Rekomendasi:
© Copyright 2025 - JURNAL SOLO