![]() |
| Gusti Moeng mengucapkan terima kasih atas dukungan materi dari pemilik Kalipepe Land untuk delegasi seni keraton ke Jepang |
JURNAL SOLO, Solo – Upaya mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Jepang kembali dilakukan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat.
GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng, selaku Pengageng Sasana Wilopo Keraton Surakarta Hadiningrat dijadwalkan akan memimpin delegasi seni untuk menghadiri undangan dari Tokyo University Jepang.
Dalam kunjungan antara 3 - 11 November 2025 tersebut, rombongan Keraton Surakarta akan menggelar workshop seni dan budaya Jawa, mencakup pengenalan tari tradisional, tata rias, busana, serta filosofi di balik seni keraton.
Tak hanya itu, mereka juga akan menampilkan Tari Srimpi Kinanti, tarian klasik yang dibawakan oleh para cucu raja Keraton Surakarta.
“Di Jepang, kita dalam rangka memenuhi undangan dari Tokyo University. Di sana juga akan ada workshop tentang tari, tata rias, busana, hingga perkembangannya,” ujar Gusti Moeng saat ditemui di Sasana Smorokotho, Keraton Surakarta Hadiningrat, Rabu 22 Oktober 2025.
Tari yang akan ditampilkan merupakan garapan baru hasil olahan Gusti Moeng, dengan tetap mempertahankan pakem Srimpi klasik.
“Baik gending maupun gerakannya kami padatkan menjadi durasi sekitar 18 menit. Namun esensinya tetap kami jaga,” jelasnya.
Bagi Keraton Surakarta, Tari Srimpi bukan sekadar pertunjukan biasa, melainkan manifestasi filosofi tentang ketekunan dan tanggung jawab seorang keturunan raja dalam melestarikan kebudayaan.
“Tari Srimpi itu menceritakan tentang ketekunan dalam menjaga budaya, salah satunya lewat seni tari itu sendiri,” tutur Gusti Moeng yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta Hadiningrat.
Hubungan antara Keraton Surakarta dan Jepang sejatinya telah terjalin lama. Sejak 1984, kerja sama budaya sudah dilakukan melalui penampilan Tari Srimpi Dempel di Negeri Sakura.
“Sejak itu, hampir setiap tahun kami diundang untuk tampil dalam acara kebudayaan di Jepang,” kenang Gusti Moeng.
Nama Gusti Moeng sendiri bukan sosok baru di dunia budaya internasional. Ia pernah menerima "The Fukuoka Asian Culture Prize" dari Pemerintah Kota Fukuoka, Jepang, atas dedikasinya dalam pelestarian dan penciptaan budaya Asia.
Penghargaan bergengsi ini telah diberikan sejak tahun 1990 kepada tokoh-tokoh yang berkontribusi besar dalam bidang kebudayaan.
Langkah Gusti Moeng dalam menjaga tradisi keraton tak lepas dari dukungan para pemerhati dan pecinta budaya.
Salah satunya datang dari pengusaha kuliner asal Solo, H. Puspo Wardoyo, pemilik Kalipepe Land, yang rutin memberikan dukungan materi untuk kegiatan kebudayaan keraton.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Puspo Wardoyo dengan Kalipepe Land-nya yang sudah berkali-kali membantu pelaksanaan kegiatan keraton,” ucap Gusti Moeng penuh apresiasi.
Ia menambahkan, bantuan tersebut sangat membantu meringankan beban biaya operasional dalam berbagai agenda budaya Keraton Surakarta.
“Alhamdulillah segala bantuan yang diberikan bisa membantu meringankan kebutuhan keraton yang memang cukup besar,” tandasnya. [Sik]


Social Header