JURNAL SOLO, Solo - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menorehkan prestasi akademik membanggakan. Dua dosen terbaik dari Fakultas Teknik, yakni Prof. Ir. Muhammad Mujibuburohman, S.T., M.T., Ph.D. dan Prof. Ir. Herry Purnama, M.T., Ph.D., IPM., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar di bidang Teknik Kimia.
Meski fokus penelitian keduanya berbeda, namun arah riset yang dikembangkan saling melengkapi: Prof. Mujib memperkuat bidang teknologi separasi, sementara Prof. Herry menekankan pada teknologi bersih dan pengolahan limbah.
Keduanya sama-sama menegaskan komitmen UMS dalam menghadirkan solusi ilmiah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Perjalanan akademik Prof. Mujib dimulai dari Jurusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk studi S-1 dan S-2, lalu dilanjutkan dengan program doktor di University of Waterloo, Kanada.
Ketertarikannya sejak awal tertuju pada teknologi separasi—mulai dari distilasi, adsorpsi, ekstraksi, membran, hingga transport phenomena dan modeling. Saat menempuh studi magister, ia berhasil mengembangkan Fixed Adsorptive Distillation (FAD), metode inovatif yang memadukan distilasi dan adsorpsi untuk memurnikan larutan azeotrop.
“Metode FAD lebih sederhana dibandingkan teknologi konvensional karena tidak mengubah sistem kesetimbangan larutan,” jelasnya.
Pada studi doktoralnya, Prof. Mujib memperdalam riset pervaporasi berbasis membran untuk mengisolasi bahan aroma alami dari tanaman. Teknologi ini dinilai lebih ramah lingkungan karena hemat energi dan bebas dari penggunaan solven berbahaya.
“Dengan membran selektif, konsentrasi bahan aroma dari 0,3% bisa meningkat lebih dari 50%. Ini membuka peluang besar bagi industri makanan, farmasi, maupun kosmetik,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof. Herry Purnama menempatkan lingkungan sebagai fokus utama dalam risetnya. Ia menegaskan bahwa pertumbuhan industri dan aktivitas manusia tak bisa dilepaskan dari risiko pencemaran.
“Kita harus mengakui, pencemaran lingkungan masih banyak terjadi di Indonesia. Di sinilah teknologi bersih berperan, agar limbah dapat diminimalisir sejak awal,” ujarnya.
Sejak masa studi lanjut, Prof. Herry telah meneliti berbagai metode pengolahan limbah—mulai dari proses biologis, fotokatalisis dengan titanium dioksida berbantuan sinar UV, hingga pemanfaatan limbah pertanian sebagai adsorben.
Inovasi terbarunya adalah Green Emulsion Liquid Membrane (GELM), teknologi membran cair ramah lingkungan berbasis minyak goreng bekas. Selain efektif mengikat polutan, teknologi ini juga memberi nilai tambah pada limbah rumah tangga yang biasanya terbuang.
“Prinsip teknologi bersih adalah reduksi. Semakin sedikit limbah yang dihasilkan sejak awal, semakin mudah bagi kita menjaga lingkungan tetap lestari,” tegasnya. [Her]
Social Header