HEADLINE

Bukan Sekadar Silaturahmi, Kepala BPOM RI Kunjungi Puspo Wardoyo di Kalipepeland

Puspo Wardoyo (kiri) dan Kepala BPOM RI Prof Taruna Ikrar saat bertemu di Kalipepeland

JURNAL SOLO, Solo - Di tengah kesibukan mengawal implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyentuh 82,6 juta penerima manfaat setiap hari, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D, melakukan sebuah kunjungan yang menarik perhatian. 

Pada Kamis, 4 Desember 2025, Prof. Taruna Ikrar meluangkan waktu khusus untuk singgah di obyek wisata Kalipepeland, Boyolali.

Kunjungan ini bukan sekadar agenda wisata, melainkan sebuah momen silaturahmi hangat bersama pengusaha kuliner nasional, Puspo Wardoyo, yang juga merupakan pengelola obyek wisata tersebut. 

Hubungan antara dua tokoh ini sendiri ternyata sudah terjalin erat sejak lama.

“Beliau ini teman, sahabat saya, dan juga pasien saya. Jadi saya datang sebagai sahabat untuk silaturahmi. Dan saya melihat luar biasa usaha beliau, berkembang terus,” ujar Prof. Taruna Ikrar saat ditemui usai memberikan kuliah umum tentang Perkembangan Herbal Medicine di Indonesia yang digelar Fakultas Kedokteran UNS sehari setelah pertemuan itu.

Meski diklaim sebagai kunjungan personal dan persahabatan, pertemuan di Boyolali itu kuat dugaan terkait dengan program strategis pemerintah, yaitu MBG. 

Dugaan ini menguat mengingat Puspo Wardoyo diketahui mengelola beberapa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Solo raya, melalui Yayasan Bangun Gizi Nusantara (YABGN).

Saat ditanya mengenai isi detail pertemuan tersebut, Prof. Taruna Ikrar hanya membalas dengan senyum lebar, sembari menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat. 

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pertemuannya dengan Puspo Wardoyo memiliki makna yang lebih mendalam, yaitu menjalin sinergi di tengah sebuah misi moral.

Sebagai otoritas tertinggi di BPOM, Prof. Taruna Ikrar membawa mandat besar yang baru ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 115 Tahun 2025. 

Perpres ini memberikan tujuh tugas baru kepada BPOM dalam pelaksanaan MBG. Tugas-tugas ini meliputi pengawasan, edukasi, mediasi risiko, rekognisi dapur SPPG, hingga yang paling krusial, investigasi bila terjadi kasus keracunan.

Bagi Prof. Taruna Ikrar, tugas memastikan keamanan pangan bagi jutaan anak Indonesia bukanlah sekadar pekerjaan birokratis, melainkan sebuah misi moral yang menyentuh masa depan anak-anak Indonesia. 

Dalam konteks inilah, pertemuan dengan pengelola SPPG yang memiliki rekam jejak baik menjadi sangat penting.

Puspo Wardoyo, melalui SPPG yang dikelolanya, menjadi contoh nyata bagaimana standar kebersihan, manajemen dapur, dan mitigasi risiko sudah terpenuhi. 

Standar-standar krusial yang harus dipenuhi oleh pengelola SPPG termasuk mitigasi risiko bahan pangan lokal seperti seafood yang memiliki tingkat histamin lebih tinggi, telah berhasil diterapkan dengan baik oleh YABGN. 

Hasilnya, SPPG kelolaan YABGN sejauh ini dilaporkan tidak pernah mengalami permasalahan terkait kualitas makanan serta pelayanan dalam pelaksanaan program MBG.

Standar kualitas inilah yang ingin ditegaskan oleh Kepala BPOM. “Tujuannya adalah memastikan semua produk makanan, minuman yang sampai ke anak-anak kita itu lebih aman, sesuai standar kualitas,” tegasnya.

Sementara itu, Puspo Wardoyo menjelaskan bahwa jalinan kolaborasi dan diskusi antara dirinya dan Prof. Taruna sudah sangat intens, bahkan sejak masa pandemi Covid-19 silam.

"Beliau selalu memberikan arahan mengenai pencegahan, pola hidup sehat, hingga langkah-langkah mitigasi risiko yang perlu diterapkan. Kedisiplinan dalam mengikuti panduan tersebut bahkan membuahkan hasil signifikan, karena saya tidak sampai terpapar Covid-19," kenang Puspo Wardoyo. [Bang]
Rekomendasi:
© Copyright 2025 - JURNAL SOLO